Sebuah perhelatan besar sepak bola di Indonesia akhirnya batal digelar. Pertandingan sepak bola yang mempertemukan Tim Nasional Indonesia dengan Tim Kelas Dunia Manchester United gagal dilihat jutaan pasang mata di tanah air karena tragedi bom di Mega Kuningan, Jakarta. Tentu saja hal ini mengecewakan seluruh pecinta bola di tanah air.
Keputusan MU membatalkan kunjungan ke Indonesia ini sangat wajar menurut saya. Ritz Carlton adalah hotel yang akan dipakai MU untuk menginap selama di Indonesia. Ketika keamanan tidak bisa dijamin maka pilihan yang tepat adalah tidak usah berkunjung. Bahkan jika teror bom ini terjadi di hotel lain atau kota lain, mungkin MU juga akan berfikir 1000 kali untuk berkunjung ke Indonesia.
Marah, kecewa sekaligus sedih bercampur aduk menjadi satu begitu mendengar kabar adanya ledakan bom oleh teroris di hotel JW Marriot dan di hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta pada Jum’at 17 Juli 2009, sekitar pukul 07:50 WIB. Seribu kata maki yang tidak pantas untuk ditulis disini ditujukan kepada orang yang melakukan tindakan keji ini.
Sungguh terorisme kembali menghancurkan reputasi Indonesia di mata dunia Internasional. Bagaimana tidak, di tengah keberhasilan melaksanakan Pemilu Presiden 2009 dengan aman, tidak sampai 2 minggu berselang serangan bom memporak-porandakan ketenangan Indonesia. Saya tidak habis pikir apa sebenarnya mereka inginkan?? Tapi yang jelas ini tindakan pengecut yang pantas di hukum mati.
Atas nama apapun, terorisme bukan tindakan yang mendapat tempat di belahan dunia manapun. Jika tindakan ini di klaim sang pelaku sebagai tindakan Jihad, itu salah besar menurut saya. Indonesia bukan tempatnya, karena Islam tidak diperangi disini, bahkan Islam adalah mayoritas. Dan tidak ada satupun agama di dunia yang menghalalkan tindakan pengeboman. Jika ada yang mengatas-namakan suatu agama pastilah orang tersebut pembohong besar. Saya muslim dan tidak pernah menemukan perintah agama Islam untuk melakukan itu.
Saya jadi teringat dengan taktik devide et impera alias politik adu domba. Orang dari bangsa kita sendiri dicuci otaknya sehingga dengan entengnya melakukan tindakan biadab seperti ini. Kalau sasarannya orang asing kenapa mereka lakukan di Indonesia?? Dikira tidak ada warga Negara Indonesia yang jadi korban?? Sungguh saya tidak mengerti jalan pikiran mereka.
Saya pernah melihat rekaman video waktu seorang pelaku bom bunuh diri di briefing untuk melakukan pengeboman di salah satu televisi. Rekaman tersebut di dapat ketika terjadi penggrebekan di Batu Malang yang menewaskan dr. Azhari. Dikatakan bahwa lebih baik mati di jalan agama dan mendapat surga daripada membiarkan kekafiran dimana-mana. Kenapa tidak gembongnya sendiri yang melakukan bom bunuh diri, biar dia cepat masuk surga?? Dan perlu diingat, 2 gembong teroris ini dari Malaysia. Kenapa ga nge-bom saja di negaranya sendiri?? Emang di sana ga ada orang asing?
Pertanyaan-pertanyaan itu masih belum dapat jawaban sampai sekarang. Menurut saya itu hanya akal-akalan seorang teroris saja agar anak buahnya mau melakukan pengeboman. Dan tiket surga sangat tidak mudah untuk orang baik sekalipun, lha ini malah dengan ngebom bisa masuk surga?? Dimana logikannya.
Saya hanya bisa berdoa dan mendukung pemerintah agar segera dapat mengungkap siapa dalang terorisme ini. Menangkap pelakunnya dan menyeretnya ke meja hijau dengan hukuman mati. Kalau perlu dengan meledakkan kepalanya mengunakan bom rakitan sang pelaku. Wuih sadis banget ya saya, ya pokoknya dihukum mati lah biar terorisme mati dari bumi Indonesia bahkan dari dunia ini.
Buat temen-temen yang keluarganya menjadi korban atau malah temen-temen sendiri, semoga kita bisa mengambil hikmah dari cobaan ini. Semoga tingkat keamanan di Indonesia bisa diperketat dan ditingkatkan. Jangan sampai seperti lagunya Mbah Surip, “Bangun Tidur” dimana kita hanya bangun kalau sudah ada kejadian seperti ini, dan tertidur kembali setelah kejadian ini di telan waktu.
Meskipun Budi tidak jadi bermain bola di Indonesia, masih bisa lihat Budi main bola di Malaysia malam ini
0 komentar:
Posting Komentar